Senin, 12 April 2010

SELUBUNG RAHASIA DAMAI


Aku melangkah menyusuri pantai, dan sejenak aku terdiam, mengamati perilaku pantai saat Tuhan menyelimutinya dengan kelam. Ternyata dibalik senyapnya tersimpan rahasia-rahasia kedamaian. Deburan ombaknya terasa begitu menyejukkan, seolah kidung syahdu yang memanjakan telinga pada tiap-tiap melodinya. Hembusan anginnya lembut membelai seluruh raga, dan dialah relaksasi alam yang sempurna. Kesunyiannya memberi damai bagi jiwa-jiwa yang mendambakan ketenangan. Dan keindahannya adalah surga biru yang menggenangi separuh bumi.

Aku kembali melangkah, menjejakkan kaki disepanjang tepiannya yang tak berujung, mencari rahasia-rahasia kedamaian yang mungkin masih bersembunyi disisi lain di pantai itu. Kemudian langkahku terhenti tepat didepan sebuah batu karang hitam, monumen laut yang tetap tegar berdiri meski hantaman buih-buih putih menggerogoti keagungannya. Mataku menyorot tiap detil pada karang itu. Kekagumankupun berkata “dia juga sebuah kedamaian, terselubung diantara rahasia-rahasia laut”.

Aku duduk di atas batu karang hitam dan dari sanalah aku memuaskan mata, memandang hamparan luas. Betapa tenang engkau laut, berselimut malam. Betapa indah engkau laut, memantulkan cahaya bulan dan kemilau bintang disetiap putih jernih airmu. Betapa sahaja engkau laut, ditengah kebisingan bibir kota dan hiruk pikuk jantung persaingan. Betapa kaya engkau laut, diantara miskinnya jiwa-jiwa yang tak bersyukur. Pesonamu begitu nyata menari-nari mengelilingi ketakjubanku.

Lalu…aku menutup mata, menikmati indahmu lewat kepekaanku. Aku merasakan uapmu menyatu bersama udara, tempat dimana aku berpijak, membasuh tubuhku dari sisa keletihan disiang hari. Aku merasakan sisa-sisa hujan yang diambil dari dasar kedalamanmu, menetes tepat diatas kepalaku, menyirami fikiran dan mensucikan otakku dari akal-akal picik. Aku mendengar nyanyian ombak yang syairnya berakhir dibibir pantai, namun gulungan ombak lainnya menyambung melodi yang terputus, dan itu terus berulang tanpa henti. Aku melihat kabut, melayang, berbaris di permukaanmu, laksana sutra tipis menjulur dari kaki langit. Aku mencium bau embun sejuk, menyehatkan paru-paruku, setelah menghirup asap-asap knalpot.
Seketika aku menyadari bahwa bukan hanya ragaku yang merasa nyaman, lebih dari itu, jiwakupun terbuai oleh ketentraman. Ini sungguh kedamaian yang luar biasa. Aku merasa tenang menghabiskan sepanjang malamku diatas batu karang hitam yang kokoh berdiri beralaskan kerikil dan pasir-pasir pantai.

Terik mentari menyengat tubuh kecilku yang terlena di atas sebuah batu karang hitam. Cahayanya terang dan tegas, menembus ketidaksadaranku. Sorotnya yang menyilaukan, merenggangkan bulu mataku yang saling berpeluk. Hari telah pagi, saat kulihat sekawanan burung camar terbang, melintas diatas cakrawala. Sesekali kicauannya terdengar diantara kegaduhan buih yang saling bertabrakan dan ombak yang pecah di dada batu-batu karang hitam. Pergulatan telah dimulai, saat kulihat manusia-manusia nelayan mendorong perahu-perahu mereka membelah ketenangan laut dan mencelupkan kail-laik pancing mereka ke dasar laut. Akh…betapa mulia engkau laut, memberi kehidupan bagi mereka yang mengambil kekayaanmu.

Aku percaya. Jauh disana, ditengah hamparan laut luasmu, masih banyak rahasia-rahasia yang kau simpan. Akupun menuruni batu karang hitam dan meninggalkan pantai itu dengan satu pengakuan. Betapa Agung Engkau Tuhan, yang menciptakan sebuah Maha Karya dengan segala rahasia kedamaiannya.
----------------------------------------------------------------------
( Coretan iseng dan nyaris tak penting, hanya sekedar untuk lewati malam pergantian tahun yang sepi ''(T_T)'' .....1 Januari 2006 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar