Senin, 31 Agustus 2009

Ms Wise advices you something here ...(read it and think twice on it)

JANGAN REMEHKAN SITUASI
Jangan terlalu meremehkan situasi. Terkadang situasi bisa sangat mematikan jika kita masuk pada saat yang salah...

JANGAN MUDAH BERJANJI
Jangan terlalu mudah berjanji padaku, meski hanya sebuah senyuman....aku akan menagihnya kuat-kuat...

JANGAN LUKAI AKU
Kau sudah terlalu jauh menyeretku dalam kehidupan kau dan dia. Bisakah kau membimbingku untuk keluar dari permainan ini tanpa melukaiku, kecuali sedikit goresan saja...

AKU TETAP SEORANG PEREMPUAN
kau selalu bilang aku kuat, aku tegar...seakan kau ingin mengatakan bahwa kekuatan hatiku akan mengisi celah-celah kelemahanku. tapi sayang...aku tetap seorang perempuan, aku tetap seorang perempuan, aku tetap sesorang perempuan yang bisa menangis...

TENTANG KEINGINAN
Kadang-kadang terlalu banyak keinginan justru membuat kita kehilangan banyak hal, semua akan berjalan dengan baik jika waktu bisa menunggu...


TENTANG NIAT BAIK & KEIKHLASAN
Niat baik dan keikhlasan akan membawa kita pada jawaban yang telah di sediakan Allah untuk kita
...

TAK CUKUP DENGAN BERFIKIR SEDERHANA
Hidup ini keras... Dan kehidupan di dunia ini tak bisa dihadapi hanya dengan pemikiran yang sederhana, tapi harus berpegang teguh pada agama, dan tentu aja itu bukanlah pemikiran yang sederhana...

KETIKA KAU HADIR

Kau datang padaku saat aku meragukan segala ketulusanmu, meski pada awalnya ku pernah bermimpi bersamamu. Namun sesuatu membuatku merasa kau hanya menjadikan semua ini sebagai hiburan atas hatimu yang terluka karenanya.

Aku tak ingin menjamah cintamu, meski pernah ada rasa itu di hatiku. Kutinggalkan dirimu dan segala rasamu padaku dan kunikmati kekagumanku pada seseorang. dia yang kuanggap sebagai sahabatku dan kuberi tempat lebih indah disisi lain dalam hatiku. (Kau mengenalnya, bahkan sangat mengenalnya).

Namun kau selalu mencoba yakinkanku tuk memilihmu. Dan akhirnya aku luluh juga (Karena kegigihanmu sendiri, karena dia, sahabatku memberiku nasehat yang membuatku yakinkan bahwa kaulah yang terindah dan juga karena rasaku padamu)

Aku memilihmu, namun tak pernah kita memanjakan hati dengan saling memuji, tak pernah kita memanjakan hati dengan duduk berdampingan dan bercerita banyak tentang keindahan rasa yang tengah kita nikmati. Mungkin karena aku malu, mungkin karena aku takut dengan segala aturan yang ada, mungkin karena aku tak ingin kebersamaan ini membawa murka Ustadz.

Kutahu kau tak suka dengan semua ini, lalu ku mencoba beranikan diriku menjadi seperti apa yang minta, kumulai dengan merindu saat kau tak terlihat olehku, lalu rasa cemburu dihati saat kau memuji seseorang selain diriku, dan kunikamti segala rasa ini, entah itu indah, cemburu, dan rindu…semuanya, semuanya kunikmati

Baru saja ingin kuperlihatkan semuanya padamu, kau justru melakukan hal yang kuanggap kau tak menghargai diriku sebagai perempuan teindah dihatimu. Aku tahu posisimu saat itu, namun aku tetap merasa masih ada cara lain untuk menegurku tanpa mengurangi sedikitpun wibawa yang telah kau tanamkan di depan semua orang.

Aku kecewa, sedih…

Rasa kecewa itu kubawa hingga suatu hari kau mempertanyakan kebungkamanku selama ini dan segala hal yang mengganggu dirimu, aku tetap terdiam, namun dibalik diamku kuselip segala jawab atas apa yang kau pertanyakan. tak kuucapkan seketika kau bertanya padaku, karena aku ingin kau menanyakannya dilain hari, saat aku tak lagi peduli dengan rasa kecewaku, karena aku percaya, kau selalu gigih dengan apa yang kau lakukan dan mungkin juga dengan apa yang kau inginkan. aku percaya kau akan kembali berbiara padaku, karena sebelumnya kau selalu seperti itu padaku, kau tak pernah ingin mendengar kata tidak dariku. Aku semakin percaya saat kau mengucap satu janji padaku Aku akan pergi, tapi aku akan kembali untukmu dua tahun lagi, karena aku tahu kau masih tak ingin bicara bila kumengetuk pintu rumahmu tahun depan, kumemilih tahun kedua, karena aku percaya saat itu kau pasti akan membukakanku pintu rumahmu, tak hanya itu kaupun akan berbicara seindah kata yang ingin kudengar".

Kumengamininya…dan sesaat ku terbangkan hayalku…jauh…dua tahun kedepan. Andai saja besok adalah dua tahun yang kau janjikan itu.

Waktu berlalu…kau pergi mengarungi luas samudera…aku menunggu…

Waktu itu malam, disebuah pos ronda disekolahku…aku serius dengan mempelajari sebuah buku yang akan menjadi materi ujianku besok. seseorang menghampiriku, dia temanku yang lain dan juga temanmu. Memberiku kabar yang tak ingin kudengar. Katanya…Kau telah menggantikan diriku dengan perempuan lain yang baru kau kenal. Aku terdiam, tak banyak bicara, karena seperti itulah aku. Aku kecewa…sesaat kuteringat janjimu suatu siang disebuah ruang kelas yang cukup aneh bagiku…tentang kepulanganmu dua tahun lagi…

Aku menyesal mempercayai janjimu adalah sebauh kebenaran, Aku hanya terdiam, tak kutunjukkan raut sedihku di depan temanku dan temanmu, aku tak ingin ia tahu bahwa aku terluka karenamu.

Sesaat aku menyesal tak menjawab satu tanyapun darimu waktu itu…tapi itu karena aku percaya padamu, kau akan kembali bertanya seperti yang selalu kau lakukan padaku, karena aku merasa benar-benar sangat dicintai saat kau selalu saja bertanya padaku atas segala gundah dihatimu. Karena aku merasa sangat penting dan berharga saat kau selalu saja memaksaku untuk berkata…Iya…Karena itu aku terdiam selama ini, karena itu caraku melihat sebenarnya cintamu padaku…

Namun nyatanya lain…kau pergi…dan benar-benar pergi saat suatu hari ku dengar lagi kabarmu akan mempersunting wanita yang waktu itu diceritakan oleh temanku dan temanmu…aku sedih…sedih sekali, namun kau tak pernah tahu, bahkan tak pernah seorangpun tahu aku telah bersedih bertahun-tahun lamanya untuk sebuah kisah lalu di Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin.

Kau bahagia disana, tapi kau tak pernah tahu cerita sedihku kecuali segala keburukan yang telah kutoreh dihatimu…

Tadinya aku tak pernah ingin berbicara pada siapapun tentang sedih ini, namun aku tak sanggup menahannya sendiri, lalu setahun setelah kepergianmu kutulis tentang kisah ini dan berjanji suatu saat akan kuceritakan padamu bila waktu kembali membawamu padaku….

Dari hatiku untuk sebuah kisah lalu

(wote on 2009, Ketika Kau Hadir : edisi Men in life)

BESOK

Besok adalah sebuah misteri

Namun meski besok menjadi selubung tanda tanya

Besok tetap saja selalu hal yang dinanti, karena besok…adalah pertanda jawaban atas hari ini, karena besok adalah sebuah pencapaian atas rencana hari ini

Bagi kita yang berjumpa dengan besok, adalah sebuah karunia dan syukur yang tak terkira. Karena itu…jadikan besok sebagai hari yang indah, jangan menodainya dengan pesimisme yang membunuh semangat dan merusak karunia dan keindahan esok hari

Jadikanlah Besok selalu lebih baik dari hari ini, agar bila suatu hari kau tepat berada dipenghujung hari tanpa esok, Kau berada pada hari yang terbaik sepanjang hidupmu..

Dan kau tak perlu menyesal karena tak lagi berjumpa dengan BESOK

wrote on July, 2 2009

Jumat, 28 Agustus 2009

...PERNAHKAH KAU...

Pernahkah kau merasa sangat sedih, memiliki banyak kepedihan tapi tak punya air mata untuk menangis ?

Pernahkah kau merasa kesepian, berada di tengah kerumunan orang tapi tak satupun yang datang menyapa ?

Pernahkah kau merasa berdosa, menyakiti yang menyayangimu, membalas cinta dan pengorbanan dengan sebuah keangkuhan ?

Pernahkah kau menyesali diri, berpijak pada tempat yang salah, berada dalam situasi yang tak tepat tapi tak berdaya mengubah takdirmu ?

Pernahkah kau dihadapkan pada pilihan yang sulit, membunuh ayah atau ibumu sendiri dan kau menuai perih untuk setiap pilihan ?

Pernahkah kau merasa menjadi korban, disisihkan akibat pertikaian orang lain, dibenci karena kesalahan orang lain, dihukum atas dosa orang lain ?

Pernahkah kau merasa lelah atas setiap aral yang menghadang, untuk tiap luka yang tertoreh pada kebaikan yang terusung kemunafikan ?

pernahkah kau merasa seperti itu...

terluka, tersiksa, terabaikan, terjerat dalam liku hidup seperti diriku...

(wrote on 2006, March 14)

Bilakah...

Bilakah rasa ini berakhir disini, kuingin sudahi dengan rela, meski sulit untuk tersenyum namun kuingin tanpa benci.

Bilakah cerita ini berhenti disini, kenanglah sebagai kisah indah, agar saat kita teringat kembali, bahagialah kesan yang tertinggal.

Bilakah takdir mengoyak asa, tak perlu salahkan siapa, tak usah hanyutkan duka pada sesal yang tak berujung.

Agar kau dapat terus melangkah tanpa beban, agar ku tak perlu bebalik mengais perih, hanya yakinkan diri...temui bahagia diujung jalan yang kita lalui

(selasa malam, 11 Juli 2006 : 10.29pm)

Selasa, 25 Agustus 2009

CINTA SEGITIGA YANG DEWASA....?

" Saya suka ceritanya, cinta segitiganya begitu dewasa....." Penggal kalimat itu kudengar saat santap malam sambil nonton sinetron PARA PENCARI TUHAN Jilid 3. Sempat bertanya dalam hati..Cinta segitiga yang dewasa..? Adakah ? Seperti apa ?

Kulanjutkan santap malamku, kali ini lebih pelan...Sesaat kumengenang diriku dan kisahku. Kisah yang tadinya ingin kusimpan sendiri dalam tumpukan rasa bersalah dan penyesalanku, tapi ternyata harus kuingat kembali dan kuceritakan padanya, pada sebuah moment yang tak disengaja.

Pagi itu, sahabat sekaligus atasanku di kantor masuk keruanganku sambil berbicara dengan seseorang lewat ponselnya, aku sendiri sibuk menyiapkan materi untuk Meeting pagi itu sambil sesekali nguping pembicaraan sahabat sekaligus atasanku itu dan menebak-nebak dengan siapa dia berbicara. Dan..Lalu..sahabatku menyodorkan Handphonennya padaku. Kenapa...? Tanyaku, dia hanya tertawa dan terus menyodorkan Handphonya didepan hidungku. Aku tahu seseorang yang diajaknya berbicara sedari tadi pasti "Dia" Pria Jangkung Dengan Rambut Sebahu, laki-laki yang dulu pernah menjadi bagian hidupku dan kisahnya kusimpan rapi pada sisi lain hatiku yang merana. Akh..., andai saja kau tahu rasanya saat harus mengenang dan berbicara langsung dengannya...bisikku dalam hati. Kenapa semua hal yang berhubungan dengannya selalu kau tanggapi berlebihan...fikirku lagi.

Tak ingin mendengar ocehan sahabatku lebih lama, akhirnya kuraih handphone dan "Ya.. halo.." ujarku dengan nada dan gaya yang kubuat seindah mungkin, dan...lalu..(bla..bla..bla..) we talk much.

Entah akukah yang terbawa emosi atau dia yang...sehingga kami kembali berbicara tentang kisah lalu yang pilu, pilu untukku dan untuknya. Saat itu dia baru tahu kalau ternyata aku juga menyayanginya, aku menunggu sesuai dengan janji yang diucapkan padaku, dia baru tahu kalau aku marah dan malu saat dia dan seluruh isi sekolah meneriakiku, dia baru tahu kalau aku menyimpan sedih ini selama bertahun-tahun saat mendengarnya memilih wanita lain untuk dinikahinya. Ya..kami tak sempat memanjakan rasa dalam satu tali kasih yang sempurna, karena miss understanding...dia menganggap aku menolaknya, tak menghendakinya..sementara aku...aku menyayangnya, menunggunya. Saat itu kembali ku tersadar, betapa aku melukai perasaannya dengan diamku, betapa aku menyiksanya dengan berpura-pura tak perduli padanya. Sorry...

Malam itu...penggal kalimat yang kudengar lewat TV kembali mengingatkanku tentang sakit ini. Pandanganku perlahan mengabur, dan...kusapu air yang menetes dipipi, air yang membuat sesaat pandanganku mengabur. Mengapa...selalu saja hati ini pilu bila mengenangmu. Kita bercerita banyak tentang rasa yang tlah kita anggap menyakitkan ini..dan lalu masing-masing kita mengakui rasa itu masih milik kita, masih kita simpan, dan masih berharap kita bisa kembali bersama. Kita sempat berharap untuk saling memiliki padahal masing-masing kita tak lagi sendiri. Apalagi dia, telah merajut hidup dalam biduk rumah tangga. Mungkinkah...perjumpaan yang tak disengaja dan cenderung tak wajar ini di anggap sebagai cinta segita tiga...Mungkinkan kebesaran hatiku tuk melepasnya dan tak menurutkan emosi tuk kembali bersama ditengah situasi yang serba salah ini dianggap dewasa...Haruskah begini saja...merasakan segala cinta dan perhatiannya tapi tidak untuk dimiliki. Haruskah begini saja...mengikhlaskan segalanya dan mengorbankan kesamaan rasa yang kini baru jelas terungkap. Mungkinkan rangkaian kisah ini bisa disebut sebagai cinta segitiga yang dewasa...

Disaat yang kurang tepat bertemu dengan orang yang tepat...seperti itulah gambaran saat perjumpaan yang tak disengaja pada suatu pagi lewat singal-singal telpon.

Sekali lagi...tangis ini tak tertahankan saat menegang dirinya dan segala kisah tentangny. Ku mohonkan maafku lewat derai tangis. Mungkin dengan menagis semuanya terasa plong, dengan menangis kurasakan betapa bersalahnya aku, dengan menangis kurasakan karma atas lakuku sendiri. Dengan menangis kusadari aku masih merindu, dengan menangis kutahu aku masih menginginkanmu, kunikmati cintaku ditiap titik pilu airmata...Mendengarmu terisak...kurasakan kau masih sangat mencintaiku, kurasakan sesalmu, kurasakan sanjungan dan pujian manismu, kurasakan semuanya...

Tapi semuanya hanya untuk dikenang...

(Cinta segitiga yang dewasa, edisi Men in life )

Senin, 24 Agustus 2009

I Just Missing You

Dua hari yang lalu kamu pergi, ada kerjaan katanya...Beberapa bulan yang lalu itu sudah biasa bagiku, karena memang seperti itulah kerjaanmu, ngerjain proyek di luar daerah.

Tapi...sehari setelah dua hari keberangkatanmu, aku rindu, pengen dengar suaramu...itu saja...Setelah makan sahur, aku menelponmu...satu kali...dua kali...tiga kali...sampai berkali-kali tapi tidak kau angkat, sampai kuputuskan ini terakhir kalinya ku telpon subuh ini, malu juga rasanya menderingkan terus ponselmu. Tapi tiba-tiba aku mendengar suaramu...akhirnya di jawab juga telponku.

Kesal juga dengar alasanmu...Katanya dari tadi dengar HPmu bunyi tapi sengaja tidak di angkat, tidak enak ma yang punya rumah...(Akh..Tapi menurutku, kalo ngerasa ga enak, ya paling tidak sms balik, kasi tahu kalo sahur bla..bla..bla...

Jadinya sedikit berantem dech...Aku coba pancing, bilang salam mau akhiri pembicaraan, abis kesal bukannya dibujuk seperti yang saya lakukan kalo kamu marah, eh..malah balik dimarahi dan...ditutupin telpon....Damn..

Hm...padahal just wanna say i miss u...tapi malah jadinya berantem. Seharian ini kamu tidak balas sms yang kukirim, tidak telpon atau apalah namanya hanya untuk sekedar tanyakan gimana kabarku setelah subuh tadi kaumarahi..

Apa aku yang terlalu...? Atau kamu yang kurang sedikit bersabar denganku...Entahlah...

Kamis, 20 Agustus 2009

KIDUNG LIRIH

Hari ini

Aku memanggil semua kenangan dirimu

Berkerumun disisi ingatanku

Tertawa untuk yang indah

Menangis untuk yang sedih

Pilu untuk yang perih

Aku menyadari betapa indah dan berharganya masa lalu saat semua masih bersamamu

Merenda dan menyulam asa dalam rajutan hasrat cinta

Namun semua itu tinggallah kenangan terbungkus angan-angan

Dan mungkin tak ada waktu untuk kita ulang kembali

Hari ini

Kau menyemat simbol keabadian cintamu dijari manisnya

Seketika kau patahkan rinduku, kau remukkan asaku

Dengan mengucap sumpah setiamu untuknya

Pada sebuah ikantan sakral nan suci

Aku terluka…

Menyaksikan cintaku hanyut bersama derasnya arus lara

Disana…

Para Kerabatmu datang menyalami doa bahagia

Menitip setumpuk harapan indah, berharapinilah keabadian rasa dihatimu

Disini…

kudapati diriku menggenggam duka dalam kepalan lirih

Kukenali bimbangku dalam tanya, tuluskah doa bahagia yang kuucap untukmu…?

Aku menjerit dalam diam

Aku menangis dalam tawa

Aku meronta dalam hening

Aku pasrah pada takdir yang memenggal kasihku

Diujung hunus getir putusanmu

Cintakupun terkulai, sekarat…

Menjemput ajal, Akhiri kelana dalam sanubarimu

Rasa itu pergi…

Menyeret duka yang teramat perih

Tinggalkan cinta dalam nelangsa

Akhirnya….

Kutahu sirat putusanmu

Cinta ini harus kukubur dalam

Hingga bangkainyapun tak tercium ibamu


Wrote on Mei 8,2006 01.45 am

TINGGALKAN AKU, CINTAKU

Inilah syair yang bersembunyi dibalik bibir sang pujangga, diukir indah dengan ujung penanya dan dipersembahkan untukmu dengan segala ketulusan hati.

 
TINGGALKAN AKU, CINTAKU

Aku masih disini
Berdiri diantara ketegaran dan kerapuhan hati
Menatap bayang lalu yang tak ingin kulihat
Ketika cinta memasung hatiku
Pada lelaki yang menodai mataku dengan pesonanya
 
Dan saat aku sadar
Jejak bayangnya melangkah, menjauh dariku
Tak ada yang tertinggal kecuali bisik lara berbalut pilu
Tak ada yang tersisa kecuali darah diatas luka yang basah
Dan aku berdiri tepat diantara cinta dan derita

Bibirku memaki namun jiwaku memuja
Mataku mengubur jasadnya dalam pejaman kelam
Namun ingatanku membangkitkan ruhnya dalam kerinduan
Batinku meringis namun hatiku menikmati tiap sayat kepedihan
Jiwaku merana, menyeru…diambang kebimbangan

Tinggalkan aku, cintaku
Karena lelaki itu telah memalingkan wajah dariku
Dan tak ada keajaiban yang mengantarnya pulang padaku
Sebab kharismanya hanyalah ilusi yang mengusik simpatiku

Tinggalkan aku, cintaku
Karena jiwaku tak menghendaki penantian yang sia-sia
Dan ragaku membutuhkan pelukan nyata

Demi Tuhan
Tinggalkan aku, cintaku
Agar hatiku dapat memberikan nama kebijaksanaan
Atas segala kebaikan dan keburukan yang mengiringi
Sepenggal kisahku dan kisahnya

TENTANG DIA

Kau pasti pernah berfikir tentang "DIA"

bagaimana kau memikirkannya? hanya kau yang tahu, terserah kau, dan semuanya dalam kendalimu.

baik buruknya dia tergantung kebijakan pemikiranmu saat itu,

aku tak ingin menasehatimu bagaimana seharusnya kau berfikir tentang seseorang atau tentang dia

aku hanya ingin bilang…

jangan terlalu kejam dalam menilai tapi juga jangan terlalu rapuh untuk menilai. karena bisa saja semua penilaian dan pemikiranmu tentangnya tak seperti yang sesungguhnya.


Wrote on May, 31 2007

TEARS

Tak semua air mata itu buruk

Tak semua air mata mewakili perih

ada saat dimana bahagia terasa dalam linangan air mata