Senja dilangit barat
Perlahan menelan surya
Dalam jingga, dalam tenang
Dalam damai
Awan membungkus mentari
Begitu rapat, begitu rapi
…Dan…
Semua menjadi
Gelap, hitam
pekat
Lihat...!!!
Intip gemintang dicelah langit
….Indah….
Ternyata ada panorama manis
Dibalik malam kusam
Hm…tapi malam,
Tetaplah malam
Isyarat alam pada kita
Untuk segera
Pulang….
SAY WHAT YOU NEED TO SAY....katakan semua yang PERLU kau katakan, tapi jangan SEMUA, karena tak semua yang ingin dikatakan perlu tuk dikatakan tapi yang perlu dikatakan memang harus dikatakan semua... [^_-]"
Rabu, 09 September 2009
SABDA RUH SUCI
Kelam menyapu sinar mentari
Menyembunyikan ceria siang dibalik muram sang malam
Dan wajah-wajah letih tertidur pulas berselimut hening
Saat suara jangkrik mengantar mimpi ketempat terindah dalam hayal
Di bawah temaram bulan
Seraut wajah pucat menengadah
Pancaran matanya sendu menuntut jawab atas pertanyaan nasibnya
Lalu Tuhan mengutus ruh suci padanya
Dan berkata…………….....
Senyummu adalah dari bibirmu sendiri
Tangismu adalah dari matamu sendiri
Kehormatanmu adalah dari dirimu sendiri
Berhentilah memelas
Dan lakukan dengan tanganmu sendiri
Karena kecemasan hanya akan menambah ketakutan
Dan kemurungan hanya akan menunda kebahagiaan
Tidurlah saat gelap menguasai hari agar lelahmu dapat bersemayam bersamanya
Dan saat terang menuntun hari,
Bangun dan temukan sesal yang membuatmu tak berarti
Karena penyesalan akan membawa semangat untuk mengerti sebuah kehidupan
Aku
Written on 29 Sept ‘05
Menyembunyikan ceria siang dibalik muram sang malam
Dan wajah-wajah letih tertidur pulas berselimut hening
Saat suara jangkrik mengantar mimpi ketempat terindah dalam hayal
Di bawah temaram bulan
Seraut wajah pucat menengadah
Pancaran matanya sendu menuntut jawab atas pertanyaan nasibnya
Lalu Tuhan mengutus ruh suci padanya
Dan berkata…………….....
Senyummu adalah dari bibirmu sendiri
Tangismu adalah dari matamu sendiri
Kehormatanmu adalah dari dirimu sendiri
Berhentilah memelas
Dan lakukan dengan tanganmu sendiri
Karena kecemasan hanya akan menambah ketakutan
Dan kemurungan hanya akan menunda kebahagiaan
Tidurlah saat gelap menguasai hari agar lelahmu dapat bersemayam bersamanya
Dan saat terang menuntun hari,
Bangun dan temukan sesal yang membuatmu tak berarti
Karena penyesalan akan membawa semangat untuk mengerti sebuah kehidupan
Aku
Written on 29 Sept ‘05
Kamis, 03 September 2009
KETIKA KAU HADIR ... Page 1
Ada banyak hal yang bisa kita rasakan dalam kehidupan ini, suasana yang lain dari hari ke hari membuat kita tertantang berfikir dewasa dan praktis, menjalani kehidupan dengan berbagai cara.
Kisah demi kisah akan selalu kembali mengisi agenda kehidupan meninggalkan goresan yang pantas untuk dikenang selamanya.
Seperti saat ini………
Ketika kau hadir dan mencoba menemani kesendirianku, mengajakku menelusuri jalan kasih. Tapi aku hanya mampu menatapmu dalam diam, mencerna setiap kata yang terlontar dari sudut bibirmu. Aku bahkan lupa menjawab salammu , mestikah kusediakan kursi untukmu agar kau dapat duduk didekatku, dan haruskah kusuguhkan teh hangat agar kehadiranmu meninggalkan sebaris kesan dan kenangan di hari esok.
Kusadari aku terlalu diam, beku didepanmu. Aku tak sanggup menatap cita dan cinta yang berbais rapi di matamu. Kala ku masih terbius dalam kelam sendiri bagai bulan tanpa bintang kau datang bagai seberkas cahaya memberi bias-bias putihmu padaku dan mengajakku menembus lorong cinta. Namun cahayamu tak cukup terang untuk menuntun langkahku, hingga aku masih ragu menyeret langkah tuk menggapai asa yang kau lukis diujung lorong itu.
Mungkin kau kecewa dengan sikapku……….
Aku memang gadis bodoh, gadis yang tak tahu diuntung, aku telah menyia-nyiakan segala kebaikan, kasih sayang dan perhatianmu. Aku mungkin telah meredupkan cahaya putihmu dengan segala ketololanku, tapi aku tak bermaksud menghilangkannya. Aku ingin bias putihmu lebih terang lagi seperti matahari yang menyinari dunia dan kau bisa menuntun semua orang yang terjebak dalam gelap.
Kau pasti tahu…………
Bahwa cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa pertolongan musim. Karena itu kau tak perlu sedih, sebab suatu hari nanti cinta itu akan kembali datang dan menjelma dalam hatimu, membawa asa dan impian yang kau damba, dan kau akan menemui bunga itu kembali mekar menghias taman kecil disudut hatimu. Dari sana kau akan menggenggam cinta hakiki yang merupakan buah pemahaman spriritual yang tidak bisa diciptakan dalam bilangan tahun atau bahkan seabad penuh lamanya.
Cinta tak selamanya membawa kita pada kebahagiaan atau menyeret kita pada kesedihan dan bermain dengan air mata. Tapi………Ia juga mengajak kita untuk tabah dan menjadi menara kokoh didepan badai bila seandainya yang dicintai esok menghilang, walau yang dimiliki tak pernah datang dan tak pernah pulang.
Dan saat ini…………
Ketika kau membaca dan akhirnya tahu apa yang ada dalam hatiku, mungkin akan berbeda dengan yang kaurasakan. Aku berharap kau mau memaafkanku, selama ini aku banyak membuatmu kecewa, tersinggung dan……….Kisah demi kisah akan selalu kembali mengisi agenda kehidupan meninggalkan goresan yang pantas untuk dikenang selamanya.
Seperti saat ini………
Ketika kau hadir dan mencoba menemani kesendirianku, mengajakku menelusuri jalan kasih. Tapi aku hanya mampu menatapmu dalam diam, mencerna setiap kata yang terlontar dari sudut bibirmu. Aku bahkan lupa menjawab salammu , mestikah kusediakan kursi untukmu agar kau dapat duduk didekatku, dan haruskah kusuguhkan teh hangat agar kehadiranmu meninggalkan sebaris kesan dan kenangan di hari esok.
Kusadari aku terlalu diam, beku didepanmu. Aku tak sanggup menatap cita dan cinta yang berbais rapi di matamu. Kala ku masih terbius dalam kelam sendiri bagai bulan tanpa bintang kau datang bagai seberkas cahaya memberi bias-bias putihmu padaku dan mengajakku menembus lorong cinta. Namun cahayamu tak cukup terang untuk menuntun langkahku, hingga aku masih ragu menyeret langkah tuk menggapai asa yang kau lukis diujung lorong itu.
Mungkin kau kecewa dengan sikapku……….
Aku memang gadis bodoh, gadis yang tak tahu diuntung, aku telah menyia-nyiakan segala kebaikan, kasih sayang dan perhatianmu. Aku mungkin telah meredupkan cahaya putihmu dengan segala ketololanku, tapi aku tak bermaksud menghilangkannya. Aku ingin bias putihmu lebih terang lagi seperti matahari yang menyinari dunia dan kau bisa menuntun semua orang yang terjebak dalam gelap.
Kau tak salah bila ingin menyandarkan harapanmu, ingin memintal kasih dan menyulam rindu denganku. Aku malah berteima kasih karena kau peduli denganku, memberi setetes embun dan membawaku kealam damai. Tapi harapan dan impianmu itulah yang menbuatku tetap berdiri dan diam disini. Aku tak berani melangkah meraih rindu dan kasih yang terpancar lewat tatapanmu, aku tak sanggup menjajari ketulusan yang bertahta dihatimu. Aku tak bisa memberi semua yang kau inginkan. Sebab cintamu terlalu dalam untuk kuselami, perhatianmu terlalu luas untuk kujelajahi. Aku tak munkin membuka gerbang hatimu dengan kunci yang patah.
Kau pasti tahu…………
Bahwa cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa pertolongan musim. Karena itu kau tak perlu sedih, sebab suatu hari nanti cinta itu akan kembali datang dan menjelma dalam hatimu, membawa asa dan impian yang kau damba, dan kau akan menemui bunga itu kembali mekar menghias taman kecil disudut hatimu. Dari sana kau akan menggenggam cinta hakiki yang merupakan buah pemahaman spriritual yang tidak bisa diciptakan dalam bilangan tahun atau bahkan seabad penuh lamanya.
Cinta tak selamanya membawa kita pada kebahagiaan atau menyeret kita pada kesedihan dan bermain dengan air mata. Tapi………Ia juga mengajak kita untuk tabah dan menjadi menara kokoh didepan badai bila seandainya yang dicintai esok menghilang, walau yang dimiliki tak pernah datang dan tak pernah pulang.
Dan saat ini…………
Tapi aku senang bisa mengenal dan berbagi cerita denganmu. Aku sadar rasa persahabatanmu akan lebih berarti bagiku, mungkin kita ada bukan untuk saling memiliki.
Sobat………..pergilah dengan segala cinta yang kau punya, disini aku hanya bisa berharap semoga esok kau temukan cinta lain yang kan selalu setia menemanimu
Jabat erat, aku
UNREACH LOVE
Aku tak bisa memungkiri perasaanku
Bahwa malam ini aku merindukanmu. Aku ingin kau ada disini,
Bersamaku……….
Tapi aku hanya bisa menikmati perasaan ini sebagai sebuah penyiksaan.
Karena aku tahu,
Saat ini tak ada yang bisa menyatukan kita
Karena aku sadar,
Rindu yang kupunya tak cukup untuk mengantarmu padaku.
Karena rasa yang aku dan kau punya tak menyatu dalam sebuah ikatan cinta.
Maafkan aku
Yang terus saja larut oleh perasaanku sendiri.
Tapi sungguh…….
Aku tak bisa untuk tidak menghiraukannya.
Jangan menyuruhku
Untuk berhenti merindukanmu sebab cintaku bersemayam disana
Biarkan rindu dan cintaku
Memuaskan rasa meski nyata tak pernah menghampiri
Biarkan rindu dan cintaku
Tetap mengenang dirimu meski perih sebagai jawabnya
Bahwa malam ini aku merindukanmu. Aku ingin kau ada disini,
Bersamaku……….
Tapi aku hanya bisa menikmati perasaan ini sebagai sebuah penyiksaan.
Karena aku tahu,
Saat ini tak ada yang bisa menyatukan kita
Karena aku sadar,
Rindu yang kupunya tak cukup untuk mengantarmu padaku.
Karena rasa yang aku dan kau punya tak menyatu dalam sebuah ikatan cinta.
Maafkan aku
Yang terus saja larut oleh perasaanku sendiri.
Tapi sungguh…….
Aku tak bisa untuk tidak menghiraukannya.
Jangan menyuruhku
Untuk berhenti merindukanmu sebab cintaku bersemayam disana
Biarkan rindu dan cintaku
Memuaskan rasa meski nyata tak pernah menghampiri
Biarkan rindu dan cintaku
Tetap mengenang dirimu meski perih sebagai jawabnya
AKU HANYA SEBUAH REALITA HIDUP
Pekik suara tawa
Menggema disetiap ruang bangunan megah
Diujung gang itu
Pesta, rupanya ada pesta disana
Lihatlah perempuan-perempuan itu
Yang membungkus diri dengan kilauan permata
Dan itu, laki-laki yang memepercayakan wibawanya
Dibalik jas dan dasi
Merekalah manusia-manusia yang mengaggap diri sempurna
Memiliki semua yang perlu dimiliki
Merasakan semua yang ingin dirasakan
Meski harus membayar mahal
Dan mempertaruhkan kehormatan diri
Lihatlah….
Mereka mengukuhkan kesempurnaan itu
Dengan menubrukkan gelas-gelas champagne
Dibawah lampu-lampu kekayaan
Ssstt… ada isak pilu
Diseberang pagar bangunan megah diujung gang itu
Mengapa ada tangis saat pesta baru dimulai, tanyaku…..
Bukan….mereka bukan bagian dari manusia-manusia berkilau di pesta itu
Lihatlah….bajunya kotor dan sobek
Mereka datang dari tempat kumuh
Membawa segala kekurangan dan kelemahan dipundak mereka
Menengadah pada kemakmuran agar diberi secuil kecukupan
Untuk dapat bertahan hingga esok hari
Dan lihat….
Jari-jari kurus yang merangkul perut-perut lapar mereka
Kasihan….betapa dekatnya mereka dengan derita
Tidak adakah orang-orang di pesta itu yang mendengar isak pilu sang pengemis?
Mereka mungkin mendengarnya, tapi tak mau peduli
Mereka mungkin melihatnya, tapi tak mau menoleh
Mereka bahkan tak memberi sepotong roti untuk ditelan
Dan segelas air untuk diteguk
Mereka memilih membuang sisa makanan di tong sampah
Daripada menyedekahkannya pada pengemis jalanan
Astaga….seperti itukah nurani dibalik pribadi yang menyelimuti diri
Dengan kesempurnaan hidup
Aku terdiam, tak melakukan apa-apa
Hanya memandang dari dua sisi kehidupan
Karena aku hanyalah sebuah kenyataan, akulah realita hidup
Berdiri ditengah curamnya kesenjangan antara kecukupan dan kekurangan
Memberi kemewahan pada mereka yang bergelimang harta
Memberi derita bagi mereka yang miskin
Tapi aku juga dapat berwujud ujian bagi mereka yang kuat dan lemah
Ada yang bersyukur karenaku
Ada yang bijaksana padaku
Ada yang menyesaliku
Ada juga yang mencaci diriku
Itulah aku….terkadang dipuja dan di persalahkan
Ketahuilah ….aku hanya bagian dari takdir Tuhan
Atas segala usaha dan doa manusia pada-Nya
Aku (Rabu Mei, 03 2006 : 01.07am)
Menggema disetiap ruang bangunan megah
Diujung gang itu
Pesta, rupanya ada pesta disana
Lihatlah perempuan-perempuan itu
Yang membungkus diri dengan kilauan permata
Dan itu, laki-laki yang memepercayakan wibawanya
Dibalik jas dan dasi
Merekalah manusia-manusia yang mengaggap diri sempurna
Memiliki semua yang perlu dimiliki
Merasakan semua yang ingin dirasakan
Meski harus membayar mahal
Dan mempertaruhkan kehormatan diri
Lihatlah….
Mereka mengukuhkan kesempurnaan itu
Dengan menubrukkan gelas-gelas champagne
Dibawah lampu-lampu kekayaan
Ssstt… ada isak pilu
Diseberang pagar bangunan megah diujung gang itu
Mengapa ada tangis saat pesta baru dimulai, tanyaku…..
Bukan….mereka bukan bagian dari manusia-manusia berkilau di pesta itu
Lihatlah….bajunya kotor dan sobek
Mereka datang dari tempat kumuh
Membawa segala kekurangan dan kelemahan dipundak mereka
Menengadah pada kemakmuran agar diberi secuil kecukupan
Untuk dapat bertahan hingga esok hari
Dan lihat….
Jari-jari kurus yang merangkul perut-perut lapar mereka
Kasihan….betapa dekatnya mereka dengan derita
Tidak adakah orang-orang di pesta itu yang mendengar isak pilu sang pengemis?
Mereka mungkin mendengarnya, tapi tak mau peduli
Mereka mungkin melihatnya, tapi tak mau menoleh
Mereka bahkan tak memberi sepotong roti untuk ditelan
Dan segelas air untuk diteguk
Mereka memilih membuang sisa makanan di tong sampah
Daripada menyedekahkannya pada pengemis jalanan
Astaga….seperti itukah nurani dibalik pribadi yang menyelimuti diri
Dengan kesempurnaan hidup
Aku terdiam, tak melakukan apa-apa
Hanya memandang dari dua sisi kehidupan
Karena aku hanyalah sebuah kenyataan, akulah realita hidup
Berdiri ditengah curamnya kesenjangan antara kecukupan dan kekurangan
Memberi kemewahan pada mereka yang bergelimang harta
Memberi derita bagi mereka yang miskin
Tapi aku juga dapat berwujud ujian bagi mereka yang kuat dan lemah
Ada yang bersyukur karenaku
Ada yang bijaksana padaku
Ada yang menyesaliku
Ada juga yang mencaci diriku
Itulah aku….terkadang dipuja dan di persalahkan
Ketahuilah ….aku hanya bagian dari takdir Tuhan
Atas segala usaha dan doa manusia pada-Nya
Aku (Rabu Mei, 03 2006 : 01.07am)
AKU DAN KESETIAANKU
Ketika cinta menghampiri
Hati menyulamnya dalam damai
Angan menggiringnya menuju altar pengharapan
Aku dan kesetiaankupun bersumpah
Bila cintamu adalah jelmaan dari sebuah ketulusan
Maka kesetiaanku adalah wujudnya
Bila hadirmu adalah air kesejukan
Biarlah kuteguk hingga tak bersisa
Kau pesona terindah dalam hidupku
Tak kubiarkan tangan-tangan cemburu merampas bahagiamu
Tak kuizinkan bayang-banyang derita meremukkan senyummu
Karena aku dan kesetiaanku telah membentang tabir suci disetiap sudut cintamu
Bila jarak memisah raga
Biarlah hati tetap bersama
Karena aku dan kesetiaanku akan selalu menunggu
Hingga hati dan raga pulang bersanding
Hati menyulamnya dalam damai
Angan menggiringnya menuju altar pengharapan
Aku dan kesetiaankupun bersumpah
Bila cintamu adalah jelmaan dari sebuah ketulusan
Maka kesetiaanku adalah wujudnya
Bila hadirmu adalah air kesejukan
Biarlah kuteguk hingga tak bersisa
Kau pesona terindah dalam hidupku
Tak kubiarkan tangan-tangan cemburu merampas bahagiamu
Tak kuizinkan bayang-banyang derita meremukkan senyummu
Karena aku dan kesetiaanku telah membentang tabir suci disetiap sudut cintamu
Bila jarak memisah raga
Biarlah hati tetap bersama
Karena aku dan kesetiaanku akan selalu menunggu
Hingga hati dan raga pulang bersanding
Langganan:
Postingan (Atom)