Niat baik memang tak selamanya dinilai dan anggap baik. Betapapun
usaha itu dilakukan dengan kesungguhan dan tulus tetap saja tak berarti
apa - apa jika *kamu (baca: kalian) hanya memandang dari sisi yang berbeda, dari sudut
pandang yang salah, dari anggapan yang keliru dan dari prasangka yang
tak benar.
*Kamu hanya memandang dari sudut terluar
tapi menyimpulkannya secara keseluruhan. Maaf... *kamu salah. kesalahan
terbesar dari sebuah pemikiran yang sangat dangkal.
Apa
yang kami lakukan adalah atas nama profesionalisme dan mengusung mimpi
dan cita - cita kita bersama. Kemudian semuanya diwujudkan dalam
perubahan dari segala hal yang dianggap perlu untuk dirubah, kami
merubah untuk kebaikan, kebaikan kita bersama, kesejahteraan kita
bersama, untuk KITA, tapi sayangnya *kamu tak mengerti. Yang kamu lihat
hanya segelintir dan mati2an membeci lalu menganggap itu adalah sebuah
penyimpangan.
Manusia. Memang cenderung gampang menilai, menyalahkan, menuduh. Dan seperti itulah yang *kamu lakukan.
Dengar dan jawablah pertanyaan ini
1.
Tahukah *kamu persoalaan yang sesungguhnya? Yang sesungguhnya? Tak ada
kebohongan dan kemunafikan yang bersembunyi dan disembunyikan di
belakang?
2. Jika seandainya semua telah jelas sejelas -
jelasnya, apa yang akan *kamu lakukuan bila *kamu berada diposisi kami
dengan kondisi seperti itu?
3. Apa yang *kamu rasakan bila *kamu hanya dianggap sebagai tameng dari segala permalahan?
4.
Sanggupkah dan bersediakah *kamu diserahi tanggung jawab untuk mengurus
dan menyelesaikan setumpuk persoalan yang tak mudah dan kesemua
permasalahan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan *kamu?
5. Apa yang telah *kamu fikirkan, rencanakan dan lakukan untuk mempertahankan dan meneruskan apa yang telah di raih sekarang?
6. Seberapa banyak waktu, fikiran dan tenaga yang *kamu berikan untuk apa yang telah kita raih saat ini?
7.
Apa yang berhasil *kamu rubah dari kesalahan lalu? Tak ada kah?
Owh...Atau jangan-jangan *kamu sendiri tak pernah sadar bahwa dulu telah
terjadi kekeliruan dan keselahan yang cukup prinsip.
8. Prestasi apa yang telah kau toreh, sehingga *kamu memantaskan diri untuk menilai dan mengatakan kami keliru.
9.
Indikasi apa yang *kamu lihat dari gelagat kami yang memantapkanmu
untuk memojokkan kami dan berkata "kami salah", "telah terjadi
penyimpangan" dan lain hal dari segala pemikiran dan anggapan *kamu yang
sungguh keliru?
Seribu pertanyaan mungkin tak akan
membuat *kamu sadar bahwa sesungguhnya selama ini kami hanya bermodal
ikhlas selama menjalani dan mengemban tugas berat ini. Tapi satu
pertanyaan mungkin juga cukup bagi *kamu untuk mengerti dan tak
buru-buru berfikir negatif tentang kami. Atau mungkin juga *kamu tak
butuh pertanyaan apapun untuk bisa mengerti apa yang selama ini kami
lakukan dan usahan, tapi untuk hal ini akan sangat sulit untuk *kamu
kan?!
Semua terserah *kamu saja...Jika kami salah tentu *kamu bisa berbuat lebih benar dan membenarkan semuanya.
Dan
jika ternyata *kamu yang salah, kelak *kamu akan sadar sendiri, akan
menyesal tapi mungkin semua sudah terlambat. Bukankah penyesalan selalu
berdiri paling belakang?
Jadilah orang yang punya
prinsip. jangan munafik. Jangan terlalu pandai memutar kata untuk
menyelamatkan posisi diri sendiri sebab suatu ketika kata - katamu
sendirilah yang mungkin akan menghancurkanmu. Kemunafikanmu sendirilah
yang bisa saja membuatmu tak lagi bisa dipercaya. Dan Sikapmu yang plin -
plan akan membuatmu kehilangan kesempatan baik.
Cernalah
dulu. Selamilah dulu lebih dalam sebelum memutuskan karena apa yang kau
dengar belum tentu terdengar seperti itu, bahkan apa yang *kamu lihat
belum tentu terlihat seperti yang terlihat. Karena...segala sesuatu yang
terjadi dan dijadikan berawal dari sebuah alasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar